Kelebihan dan Kekurangan V Model, RAD Model dan Spiral Model
V
Model
V-Model
merupakan perluasan dari waterfall model dan didasarkan pada asosiasi
dari fase pengujian untuk setiap tahap pengembangan yang sesuai. Ini berarti
bahwa untuk setiap fase tunggal dalam siklus pengembangan, ada tahap pengujian
terkait langsung. Ini adalah model yang sangat disiplin dan tahap berikutnya
dimulai setelah selesainya tahap sebelumnya. Model V menggambarkan hubungan
dari aksi jaminan kualitas (quality assurance) ke aksi yang berhubungan
dengan komunikasi, pemodelan, dan aktivitas pembangunan awal. Ketika tim
pengembang perangkat lunak bergerak ke sisi kiri V, kebutuhan dari masalah
dasar disempurnakan menjadi representasi yang lebih rinci dan teknis dari
masalah dan solusinya. Setelah kode dihasilkan, tim bergerak ke sisi kanan V,
yang pada dasarnya melakukan serangkaian tes (tindakan penjaminan kualitas)
yang memvalidasi masing-masing model yang dibuat saat tim bergerak ke sisi
kiri. Pada kenyataannya, tidak ada perbedaan mendasar antara siklus hidup
klasik (classic life cycle) dan model V. Model V menyediakan cara
memvisualisasikan bagaimana tindakan verifikasi dan validasi diterapkan pada
pekerjaan teknik sebelumnya[1].
Kelebihan:
- Validasi hubungan seperti
sebuah interaksi jika ada kesalahan maka tinggal diperbaiki sesuai
fasenya.
- Berguna untuk proyek kecil
karena persyaratan dapat dipahami dengan baik.
- Mudah dipahami serta sederhana
saat digunakan karena hanya perlu mengerjakan tugas yang telah ditentukan
secara sistematis.
- Dikerjakan dengan disiplin
karena tahapan harus selesai satu persatu.
Kekurangan:
- Kurang fleksibel karena terlalu
kaku pada tahapannya.
- Kurang cocok untuk proyek
jangka panjang.
- Akan mengalami kesulitan dan adanya
masalah biaya karena mahal saat penyesuaian model.
- Kurang pasti dengan resiko yang
sangat tinggi.
- Apabila pengguna ingin mengubah
bagian yang menurutnya kurang atau gagal saat tahap pengujian maka akan
memulai dari awal.
RAD
Model
Rapid
Application Development (RAD) adalah model proses pengembangan software yang
bersifat incremental (berangsur-angsur). Model RAD ini menekankan pada siklus
pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang
penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode
iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem di mana working model (model
bekerja) sistem dikonstruksikan pada awal tahap pengembangan dengan tujuan
menetapkan kebutuhan pengguna dan selanjutnya disingkirkan. Working model
digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem
final. Selain itu model RAD merupakan adaptasi dari model Waterfall (air
terjun) versi kecepatan tinggi dengan menggunakan
model
waterfall untuk pengembangan setiap komponen software[2].
Kelebihan
RAD:
- Meningkatkan
penggunaan kembali komponen.
- Mengurangi
waktu pengembangan.
- Keterlibatan
user semakin meningkat karena bisa bergabung menjadi bagian dari tim
secara keseluruhan.
- Meminimalisir
kesalahan-kesalahan dengan menggunakan bantuan CASE tools.
- Tampilan
lebih standar dan nyaman.
Kekurangan
RAD:
- Membutuhkan SDM yang lumayan
besar untuk pembuatan sistem perangkat lunak skala besar.
- Jika tidak biasa dimodulkan
(dibagi menjadi beberapa komponen) maka RAD tidak bias digunakan karena
terlalu banyak campur tangan antar tim.
- Tidak cocok untuk sistem
perangkat lunak yang memiliki resiko sangat tinggi, misalkan menggunakan
teknologi yang belum dikenal dan dikuasai pengembang.
- Membutuhkan
pengembang yang sangat terampil.
Spiral
Model
Model
spiral (spiral model) memasangkan iteratif pada model prototipe dengan kontrol
dan aspek sistematik yang diambil dari model air terjun. Model spiral
menyediakan pengembangan dengan cara yang cepat dengan perangkat lunak memiliki
versi yang terus bertambah fungsinya (increment)[3]. Berasal gabungan Model
Prototyping dan Model Waterfall dengan penekanan yang sangat tinggi pada
analisis risiko tiap tahapannya, fungsi Model Spiral ini bertujuan melakukan
perubahan, penambahan dan pengembangan suatu software dengan deretan
pertambahan menjadi lebih baik secara cepat dan tepat berdasarkan keinginan dan
kebutuhan penggunanya.
Kelebihan:
- Pembuatan perangkat lunak
sangat dipertimbangkan analisis resiko munculnya kesalahan.
- Dapat diandalkan untuk
pembuatan skala besar.
- Pengembangan lebih cepat dan
mudah.
- Manajemen waktu dan biaya yang
baik karena cocok pada proyek dengan target waktu dan biaya yang tidak
terlalu ketat.
- Model ini dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang sangat baik dengan menggabungkan model waterfall dan
prototipe sehingga lebih realistis untuk mencerminkan keadaan sebenarnya.
Kekurangan:
- Memerlukan tenaga ahli
berpengalaman untuk menganalisa perkiraan resiko karena rumitnya proses
yang dilakukan.
- Dokumentasi lebih besar.
- Tidak berguna untuk proyek
kecil dengan resiko rendah karena menghamburkan biaya.
Sumber:
- [1]R. Pressman, Software engineering, 8th ed. 2015.
- [2]R. A.S. and M. Shalahuddin, Rekayasa
Perangkat Lunak. Bandung: Informatika Bandung, 2018, p. 4.
- [3]R. A.S. and M. Shalahuddin, Rekayasa
Perangkat Lunak. Bandung: Informatika Bandung, 2018, p. 3.
Komentar
Posting Komentar